Protokol Jaringan
Protokol
adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengizinkan terjadinya
hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik
komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi
dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi
perangkat keras. Protokol digunakan untuk menentukan jenis layanan yang akan
dilakukan pada internet.
·
Protokol
Netware
Protokol Netware adalah, Sistem operasi
(operating system) jaringan yang dikembangkan oleh Novell, dan protokol
jaringan yang digunakan untuk berkomunikasi dengan client dalam network.
Karakteristik:
·
Protokol
NetWare digunakan hanya pada jaringan NetWare
·
dirancang
agar NetWare dapat bersaing melawan sistem lain yang membatasi implementasinya
hanya pada protokol standar.
·
Protokol UDP
UDP memiliki karakteristik-karakteristik berikut:
- Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak bertukar informasi.
- Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment. Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi.
- UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi field Source Process Identification dan Destination Process Identification.
- UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.UDP tidak menyediakan layanan-layanan antar-host berikut:
·
UDP tidak
menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data yang masuk ataupun data
yang keluar. Tugas buffering merupakan tugas yang harus diimplementasikan oleh
protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP.
·
UDP tidak
menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke dalam segmen-segmen data,
seperti yang terjadi dalam protokol TCP.
·
Protokol TCP
TCP memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih dahulu.
- Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang mendukung full-duplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim.
- Dapat diandalkan (reliable): Data yang dikirimkan ke sebuah koneksi TCP akan diurutkan dengan sebuah nomor urut paket dan akan mengharapkan paket positive acknowledgment dari penerima.
- Byte stream: TCP melihat data yang dikirimkan dan diterima melalui dua jalur masuk dan jalur keluar TCP sebagai sebuah byte stream yang berdekatan (kontigu).
- Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat "macet" jaringan internetwork IP, TCP mengimplementasikan layanan flow control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak dapat disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima, yang mengindikasikan jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak penerima.
- Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model)
- Mengirimkan paket secara "one-to-one": hal ini karena memang TCP harus membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. TCP tidak menyediakan layanan pengiriman data secara one-to-many.
SEJARAH TCP/IP
Sebelum TCP/IP digunakan sebagai standart untuk
komunikasi data, OSI (Open System Interconnection) lebih dulu digunakan dan
dikembangkan walaupun pada saat yang bersamaan TCP/IP sudah mulai diteliti dan
dikembangkan. Pada saat itu OSI diyakini akan menjadi standart komunikasi data
yang terakhir. Namun kenyataannya adalah TCP/IP yang dijadikan sebagai standart
dan menjadi model arsitektur standart yang “berkuasa” yang mana hingga saat ini
arsitektur TCP/IP terus dikembangkan dan diuji.
Arsitektur TCP/IP sendiri mulai diteliti dan
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of
Defense) pada tahun 1973. Proyek penelitian ini muncul dikarenakan adanya
maksud untuk menghubungkan sejumlah networks yang berbeda yang mana networks
tersebut dibangun oleh beberapa vendor yang berbeda kedalam suatu jaringan yang
berada pada jaringan yang lebih banyak dan luas (network of networks/internet).
Kemudian, pada tahun 1977 diadakan suatu pengujian
terhadap arsitektur TCP/IP. Selanjutnya, pada tahun 1983, TCP/IP menjadi
protokol resmi untuk ARPANET dan kemudian protokol TCP/IP begitu mendominasi
dan menjadi protokol yang paling populer dan banyak digunakan sebagai standart
untuk komunikasi data. Protokol TCP/IP-pun berevolusi seiring dengan waktu
mengingat kebutuhan yang meningkat terhadap jaringan komputer dan internet.
Pengembangan tersebut dilakukan oleh beberapa badan seperti Internet Society
(ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF).
Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan
konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for
Comment (RFC) yang dirilis oleh IETF.
ARSITEKTUR JARINGAN TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu
lapisan-lapisan ( layer ) yang memiliki tugas spesifik serta memiliki protokol
tersendiri. ISO (International Standard Organization) telah mengeluarkan suatu
standard untuk arsitektur jaringan komputer yang dikenal dengan nama Open System
Interconnection ( OSI ). Standard ini terdiri dari 7 lapisan protokol yang
menjalankan fungsi komunikasi antara 2 komputer. Dalam TCP/IP hanya terdapat 5
lapisan sbb :
Walaupun
jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah
tercakup oleh arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer
arsitektur TCP/IP adalah sbb :
- Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan.TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegrasikan berbagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.
- Network Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dsb.
- Internet Layer mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet).
- Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim.
- Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan TCP/IP.
Perbandingan Arsitektur TCP/IP dan Model OSI
OSI
Dalam model referensi OSI,
terdapat tujuh layer yang menggambarkan fungsi jaringan tertentu. Pembagian
tersebut memiliki kelebihan sebagai berikut:
- Membuat komunikasi jaringan ke bagian yang lebih sederhana.
- Membuat standar untuk komponen jaringan yang memungkinkan pengembangan dan dukungan multiple-vendor.
- Memungkinkan hardware dan software jaringan yang berbeda untuk berkomunikasi satu dengan yang lain.
- Mencegah efek perubahan dalam sebuah layer mempengaruhi layer yang lain,sehingga dapat perkembangan lebih cepat.
- Membagi komunikasi jaringan kebagian yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipelajari dan dimengerti.
Dan ketujuh layer tersebut adalah:
1. Physical Layer
Physical Layer berfungsi dalam
pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus
diperhatikan disini adalah memastikan bahwa apabila satu sisi mengirim data
1-bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1-bit pula, dan
bukan 0-bit.
Secara umum masalah-masalah
desain yang ditemukan di sini berhubungan secara mekanik, elektrik dan
interface prosedural, dan media fisik yang berada di bawah physical layer.
2. Data Link Layer
Tugas utama dari Data Link Layer
adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut
ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi.
Sebelum diteruskan ke network
layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim
memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame. Kemudian layer ini
mentransmisikan frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement
frame yang dikirim kembali oleh penerima.
3. Network Layer
Network Layer berfungsi untuk
pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana
caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat
didasarkan pada tabel statik yang dihubungkan ke jaringan.
Route juga dapat ditentukan pada
saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route dapat juga
sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu, route
pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu.
4. Transport Layer
Fungsi dasar Transport Layer
adalah menerima data dari Session Layer, memecah data menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke Network Layer, dan menjamin
bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan
benar.
Selain itu, semua hal tersebut
harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan dapat melindungi layer-layer
bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari.
5. Session Layer
Session Layer mengijinkan para
pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session
selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport
layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu.
Sebuah session digunakan untuk
memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk
memindahkan file dari satu mesin ke mesin
lainnya. Sebuah layanan session
layer adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog.
6. Presentation Layer
Presentation Layer melakukan
fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian
umum bagi masalah tertentu. Presentation Layer tidak mengijinkan pengguna untuk
menyelesaikan sendiri suatu masalah.
Tidak seperti layer-layer di bawahnya
yang hanya melakukan pemindahan bit dari satu tempat ke tempat lainnya,
Presentation Layer memperhatikan sintaks dan semantik informasi yang
dikirimkan. Satu contoh layanan pressentation adalah encoding data.
7. Application Layer
Application layer terdiri dari
bermacam-macam protokol. Misalnya terdapat ratusan jenis terminal yang tidak
kompatibel di seluruh dunia. Ambil keadaan dimana editor layer penuh yang
diharapkan bekerja pada jaringan dengan bermacam-macam terminal, yang
masing-masing memiliki layout layar yang berlainan, mempunyai cara urutan
penekanan tombol yang berbeda untuk penyisipan dan penghapusan teks,
memindahkan sensor dan sebagainya.
TCP/IP
Walaupun jumlahnya berbeda, namun
semua fungsi dari lapisan-lapisan arsitektur OSI telah tercakup dalam
arsitektur TCP/IP. Adapun rincian fungsi masing-masing layer arsitektur TCP/IP
adalah sebagai berikut:
1. Physical Layer
Merupakan lapisan terbawah yang
mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus. Lapisan
ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang
bersangkutan.
TCP/IP bersifat fleksibel
sehingga dapat mengintegralkan berbagai jaringan dengan media fisik yang
berbeda-beda.
2. Network Access Layer
Fungsi layer ini mirip dengan
Data Link Layer pada model OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran frame-frame
data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya
memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang
ditransmisikan.
Beberapa contoh protokol yang
digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk jaringan
Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dan sebagainya.
3. Internet Layer
Mendefinisikan bagaimana hubungan
dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti
Network Layer pada model OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas puluhan
juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin
agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada.
4. Transport Layer
Mendefinisikan cara-cara untuk
melakukan pengiriman data antara end-to-end host secara handal. Lapisan
ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama
dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki
beberapa fungsi penting antara lain :
- Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
- Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup berarti.
5. Application Layer
Pada sisi paling atas dari
arsitektur protokol TCP/IP adalah Application Layer. Layer ini termasuk seluruh
proses yang menggunakan Transport Layer untuk mengirimkan data. Banyak sekali
application protocol yang digunakan saat ini. Beberapa diantaranya adalah :
- TELNET: Network Terminal Protocol, yang menyediakan remote login dalam jaringan.
- FTP: File Transfer Protocol, digunakan untuk file transfer.
- SMTP: Simple Mail Transfer Protocol, dugunakan untuk mengirimkan email.
- DNS: Domain Name System, untuk memetakan IP Address ke dalam nama tertentu.
- RIP: Routing Information Protocol, protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
- OSPF: Open Shortest Path First, adalah sebuah routing protokol standar terbuka yang telah di implementasikan oleh sejumlah besar vendor jaringan.
- NFS: Network File System, untuk sharing file terhadap berbagai host dalam jaringan.
- HTTP: Hypertext Transfer Protokol, protokol untuk web browsing.
Peer-to-peer (P2P)
Peer-to-peer
(P2P) komputer atau jaringan adalah arsitektur aplikasi terdistribusi yang
partisi tugas atau beban kerja antara rekan-rekan. Peer sama-sama istimewa,
peserta equipotent dalam aplikasi. Mereka dikatakan membentuk jaringan
peer-to-peer node.
Peer
membuat sebagian dari sumber daya mereka, seperti kekuatan pemrosesan,
penyimpanan disk atau bandwidth jaringan, langsung tersedia untuk peserta
jaringan lain, tanpa memerlukan koordinasi pemerintah pusat dengan server atau
host yang stabil. Peer keduanya pemasok dan konsumen sumber daya, berbeda
dengan model client-server tradisional di mana hanya server pasokan, dan klien
konsumsi.
Struktur
aplikasi peer-to-peer dipopulerkan oleh sistem file sharing seperti Napster.
Paradigma komputasi peer-to-peer telah mengilhami struktur baru dan filsafat di
daerah lain interaksi manusia. Dalam konteks sosial, peer-to-peer sebagai meme
yang mengacu pada jejaring sosial egaliter yang saat ini muncul di seluruh
masyarakat, dimungkinkan oleh teknologi internet pada umumnya
Setting IP pada Windows dan Linux
Cara Setting IP address di Windows XP
Setting IP address di
windows XP sangat mudah untuk dilakukan, karena windows sudah menyediakan
fasilitas GUI (Graphical User Interface) untuk mengubah alamat IP. Berikut ini
langkah langkahnya.
1. buka control panel
2. pilih network
and internet connections
3. pilih network
connections
4. lalu pilih local
area connection (LAN)
5. maka akan muncul
tampilan berikut ini
Untuk melihat alamat
IP komputer klik tab “support”
Untuk mengubah alamat
IP klik tombol “properties”, maka akan muncul tampilan seperti ini
centang bagian “show
icon notification area when connected” tujuannya supaya muncul icon di sebelah
pojok kanan taskbar windows pada waktu komputer anda terkoneksi ke jaringan.
Icon ini mempermudah dalam mengakses network properties. Seperti ini tampilan
icon tersebut.
Untuk mengubah alamat
IP pilih Internet Protocol ( TCP/IP ) kemudian klik tombol properties maka akan
muncul tampilan berikut.
Opsi “Obtain IP
address automatically” dipakai jika dalam jaringan anda terdapat DHCP server.
Apa itu DHCP server ? DHCP adalah metode pemberian alamat IP secara otomatis.
Untuk mensetting IP secara manual pilih opsi “use the following IP address” ,
disini anda bisa mengisikan IP Address, subnet mask,
serta default gateway yang ingin dipakai.
Cara Setting IP Address Pada Windows 7
- Klik Start Menu atau Icon Windows Dan klik Control Panel. Terlihat pada gambar :
- Setelah itu lihat menu Network and Internet lalu klik View network status and task. Terlihat pada gambar :
- Setelah itu klik Change adapter setting. Terlihat pada gambar :
- Setelah itu klik kanan pada Local Area Network lalu pilih properties. Pastikan Network Adapter tidak di disable
- Kemudian klik dua kali pada Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4). Nah setelah itu pilih Use the following IP Addres dan masukkan IP Address yang anda inginkan sesuai ketentuan jaringan anda seperti, Gatewaynya atau DNSnya. Setelah itu tekan OK.
Setting IP-Address Linux Debian
Bagaimana Cara setting ip address di Linux..?
Berikut ini cara-cara Untuk mensetting Linux debian dan Mandriva anda.
#. Untuk Debian :
1. Login As Root :
1. Login As Root :
sany@kenshin:~$ su
Password:
Setelah login sebagai root maka buka /etc/network/interfaces
Password:
Setelah login sebagai root maka buka /etc/network/interfaces
kenshin:/home/sany# vi /etc/network/interfaces
Muncul deh isinya
# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback
auto lo
iface lo inet loopback
# The primary network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
name Ethernet LAN card
address 192.168.1.1
netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.1.255
network 192.168.1.0
gateway 192.168.1.254
Catatan :
auto eth0
iface eth0 inet static
name Ethernet LAN card
address 192.168.1.1
netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.1.255
network 192.168.1.0
gateway 192.168.1.254
Catatan :
eth0 adalah nama kartu network anda, semua
linux selalu terbiasa dari 0,1,2.. dsb.
Name adalah Nama Kartu anda.
address adalah Ip Address komputer anda yang di gunakan di eth0
Netmask, tergantung perhitungan anda.
Broadcast ip yang digunakan untuk mengumumkan ip anda.
Network anda
gateway digunakan sebagai ip yang digunakan untuk akses ke internet atau jaringan luar.
address adalah Ip Address komputer anda yang di gunakan di eth0
Netmask, tergantung perhitungan anda.
Broadcast ip yang digunakan untuk mengumumkan ip anda.
Network anda
gateway digunakan sebagai ip yang digunakan untuk akses ke internet atau jaringan luar.
# Untuk Mandriva :
1. Login As Root :
sany@kenshin:~$ su
Password:
Setelah login sebagai root maka buka /etc/sysconfig/network-scripts/ifctg-eth0
Password:
Setelah login sebagai root maka buka /etc/sysconfig/network-scripts/ifctg-eth0
kenshin:/home/sany# vi
/etc/sysconfig/network-scripts/ifctg-eth0
Muncul deh isinya
Muncul deh isinya
# The loopback network interface
auto lo
iface lo inet loopback
auto lo
iface lo inet loopback
# The primary network interface
auto eth0
iface eth0 inet static
name Ethernet LAN card
address 192.168.1.1
netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.1.255
network 192.168.1.0
gateway 192.168.1.254
Catatan :
auto eth0
iface eth0 inet static
name Ethernet LAN card
address 192.168.1.1
netmask 255.255.255.0
broadcast 192.168.1.255
network 192.168.1.0
gateway 192.168.1.254
Catatan :
eth0 adalah nama kartu network anda, semua
linux selalu terbiasa dari 0,1,2.. dsb.
Name adalah Nama Kartu anda.
address adalah Ip Address komputer anda yang di gunakan di eth0
Netmask, tergantung perhitungan anda.
Broadcast ip yang digunakan untuk mengumumkan ip anda.
Network anda
gateway digunakan sebagai ip yang digunakan untuk akses ke internet atau jaringan luar.
Nah setelah itu baru deh kita restart
Name adalah Nama Kartu anda.
address adalah Ip Address komputer anda yang di gunakan di eth0
Netmask, tergantung perhitungan anda.
Broadcast ip yang digunakan untuk mengumumkan ip anda.
Network anda
gateway digunakan sebagai ip yang digunakan untuk akses ke internet atau jaringan luar.
Nah setelah itu baru deh kita restart
#>/etc/init.d/networking stop
#>/etc/init.d/networking start
lumayan nambah ilmu tentang jaringan
BalasHapuskan jadi pintar :)
---
Supplier Tas Batam